Sabtu, 12 Desember 2009

Yesus dari Nasareth

BAB III
Yesus dari Nazareth

Yesus dari Nazareth yang baru saja di Baptis oleh Yohanes dibawa oleh roh Allah kepadang gurun. Disana Yesus berpuasa 40 hari tanpa makanan. Ditempat gersang, tandus dan sepi ini, Yesus menghadapi cobaan yang berat untuk tubuh, pikiran dan jiwanya. Yesus harus melewati ujian terakhir ini sebelum memulai ‘masa’ pelayanan-Nya.
Awalnya yang harus dihadapinya adalah rasa kesepian, kesendirian menghadapi segala halangan dan rintangan. Yesus harus melewati ujian kesendirian ini karena pada saat Ia memulai pekerjaannya hingga akhir, ia akan menerima segala beban, konsekwensi dan ‘Cawan’ Allah seorang diri serta berbagai tekanan fisik dan psikis lainnya.
Masalah terutama dalam cobaan ini adalah, Yesus saat ini telah memiliki kuasa yang cukup hingga dapat menghalau segala hal yang tidak menyenangkan dengan mudah, namun ia tidak boleh melakukan hal itu. Ia berpuasa, ia harus belajar hidup seperti manusia biasa, yang dapat dilakukan hanyalah yang dikehendaki oleh Allah dan bukan kehendaknya sendiri.
Yesus harus belajar menerima penderitaan terdasar yang manusia miliki, yaitu keterbatasan dan ketidakberdayaan. Ia harus menjadi contoh bagi manusia untuk percaya penuh berserah kepada Allah. Seperti yang dilakukannya pada saat ini, 40 hari tanpa makanan dipadang gurun yang panas, tandus dan sepi untuk berserah penuh pada Allah.
Pada klimaksnya, Iblis muncul untuk mencobai-Nya.
Si Iblis berkata pada Yesus, ”Kalau Kau adalah anak Allah, ubahlah batu-batu ini menjadi roti.”
Hal yang sangat mudah untuk Yesus lakukan namun Yesus menjawab, ”Ada tertulis, manusia hidup bukan dari roti saja, melainkan dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.”
(Arti dari cobaan ini adalah bahwa dengan kuasa yang Yesus miliki, apapun yang Ia lakukan adalah bukan karena semata kehendak-Nya sendiri melainkan Ia harus melakukan kehendak Allah.)
Kemudian Iblis membawa Yesus ke bumbungan Bait Allah yang tinggi, katanya, ”Kalau Engkau adalah anak Allah, maka jatuhkanlah diriMu dari sini kebawah. Bukankah ada tertulis bahwa malaikat-malaikat-Nya akan menjaga dan menaungi Engkau sehingga apabila Engkau terjatuh maka Engkau tidak akan sampai terantuk ke tanah.”
Yesus menjawabnya, ”Janganlah engkau mencobai Tuhan Allahmu!”
Kemudian si Iblis memperlihatkan pada Yesus kebesaran Kerajaan-kerajaan dunia beserta segala kemegahan, kemewahan dan keistimewaannya. Berkatalah si Iblis pada Yesus, ”Semua kebesaran dan kemegahan kerajaan dunia telah dikuasakan kepadaku. Sembahlah aku maka aku akan memberikan semuanya ini kepadamu.”
Yesus menjawab dengan nada marah pada si Iblis, ”Enyahlah engkau ! ada tertulis bahwa engkau harus menyembah Allah dan hanya kepadanyalah Engkau berbakti.”
Si Iblis kemudian pergi meninggalkan Yesus seorang diri.
Dengan berakhirnya 3 cobaan Iblis itu maka berakhirlah ujian yang harus Yesus lewati. Namun Hakekat 3 Ujian dari iblis ini terus berlaku selama masa pelayanan Yesus di jaman ini.
Pernyataan di ujian pertama, Hal yang harus Yesus lakukan adalah hal yang harus kehendak Allah dan bukan kehendaknya pribadi-Nya.
Pada Ujian Kedua, Yesus tidak akan menggunakan Hak Istimewanya sebagai Putra Surga selama Ia menjalani kehidupan sebagai manusia, sehingga ia tidak akan menerima segala kemudahan yang bisa didapat dari malaikat-malaikat Allah.
Pernyataan pada ujian yang ketiga adalah, Kerajaan Allah yang akan dibawa dan dibangunnya di Bumi akan berbeda dengan kerajaan didunia sehingga kerajaan ini tak akan bergelimang harta, kekuasaan dan segala kemudahaan hidup.(Reff)

Penolakan di Nazareth

Yesus telah melaksanakan “kewajiban” sebelum Ia dapat memulai pekerjaan-Nya. Ia dibaptis oleh Yohanes Pembaptis, yang mempersiapkan jalan untuk memulai pekerjaannya dan ujian terakhir yang lulus dengan gemilang, yaitu pencobaan Iblis di Padang Gurun dengan berpuasa 40 hari tanpa makanan.
Yesus kemudian berpikir ‘Dimanakah Aku akan memulai pelayanan ini?’ Terbersitlah untuk kembali kekota tempat tinggalnya, Nasaret.
Pada hari Sabat, Yesus masuk kerumah ibadat di Nasaret. Kepada-Nya diberikan Alkitab untuk dibaca. Dibukanya kitab Yesaya mengenai nubuatan tentang Mesias, Sang Juru Selamat. Setelah membacanya, Yesus mengajar mereka dan menyatakan diri bahwa Dialah pengenapan nubuatan itu.
Mereka semua yang mendengarnya, terkejut. Pada awalnya, beberapa dari mereka bersukacita akan pengharapan dan sebagian lagi merasa heran dengan ajarannya. Lalu ada beberapa orang yang mengenalnya dan berkata, ”Bukankah dia ini anak Yusuf si tukang kayu?”
Kenyataan ini menguncang iman percaya mereka yang berharap Mesias yang mereka nantikan berasal dari sesuatu yang luar biasa, bukan yang mereka kenal sebagai orang biasa.
Merekapun kemudian marah dan menudingnya menghujat Allah. Mereka semua berkehendak untuk menghukumnya dengan melemparnya dari atas tebing disisi luar kota. Tetapi pada akhirnya tidak ada apapun yang dapat mereka lakukan kepada-Nya dan Yesus pergi dari tengah-tengah mereka. Yesus berkata kepada mereka, ”Seorang nabi dihormati dimana-mana, tetapi tidak ditempatnya berasal dan dirumahnya.”(Hiks)



Perengkutan Murid-murid Pertama
Y
esus berjalan dipesisir pantai danau Galilea. Saat itu dilihatnya 2 buah perahu yang baru kembali merapat. Setiap perahu berawakan 2 orang. Seorang awak diperahu pertama yang bersuara keras berkata pada temannya di perahu kedua, dia menyatakan kekecewaannya pada mereka mengenai tangkapan ikan yang akhir-akhir ini selalu sedikit dan hari ini adalah yang terparah dari semuannya.
Yesus mendengar semua percakapan mereka dan menghampiri sebuah perahu mereka yang masih berada diatas air ditepi pantai. Didekat perahunya itu Yesus berjongkok dan mengulurkan tangannya masuk kedalam air. Saat diangkat, tangan itu telah menggengam seekor ikan yang cukup besar. Kemudian Yesus mendekatkan wajah dan telinganya pada mulut ikan itu yang berkomat-kamit, Ikan itu bersikap tenang tidak meronta. Setelahnya Yesus melepaskan kembali ikan itu.
Semua yang Yesus lakukan diperhatikan oleh Simon, salah seorang awak kapal perahu itu.
Yesus kemudian bangkit berdiri dan menghampiri mereka. Yesus berbicara dengan mereka dan mengajak mereka untuk kembali berlayar menangkap ikan. Namun seorang dari mereka berkata, ”Telah semalaman kami menjala diseluruh sudut danau ini namun kami tidak mendapatkan apa-apa. Bagaimana mungkin tuan mengajak kami kembali untuk berlayar menangkap ikan?”
Tapi kemudian Simon menjawab, “Kalau tuan yang berkata demikian, marilah kita pergi.”
Jawaban dari Simon itu mengundang tatapan protes dari teman-temannya namun mereka tidak berkata apa-apa selain menurutinya karena mereka mengenal sifat Simon yang keras.
“Bagaimana mungkin Simon mau mendengarkan dan menuruti orang ini yang tidak dikenalnya?” kata Andreas didalam hati yang adalah saudara dan juga teman seperahunya.
Merekapun kemudian bertolak ketengah danau, Yesus lalu memerintahkan untuk menebar jala itu pada Simon dan Simon melakukannya. Ketika Jala itu ditarik, jala itu terasa sangat berat karena penuh dengan ikan. Simon memanggil perahu lainnya untuk membantu mengankat jala tersebut. Akhirnya Jala yang penuh dengan ikan hingga hampir menyobek jala itupun terangkat dan mereka tertawa terbahak-bahak bergembira.
Simon kemudian segera menyadari bahwa hasil penangkapan yang luar biasa itu adalah berkat orang yang tidak dikenalnya itu. Simon kemudian berlutut, ”Ya… Tuan pergilah dari kami, sebab kami adalah orang yang berdosa. Siapakah tuan sebenarnya?”
Yesus menjawabnya, ”Namaku Yesus dari Nazareth, mulai sekarang Aku akan menjadikan engkau penjala manusia.”
Sejak saat itu mereka mengikuti Yesus dan menjadi murid-Nya.




Mujikzat Penyembuhan yang Pertama
Setibanya mereka kembali kedaratan, sore harinya Yesus beserta dengan Murid-murid barunya itu kerumah Simon. Murid-murid itu adalah Simon, Andreas, Yakobus dan Yohanes.
Setibanya dirumah Simon, ibu mertua Simon sedang sakit demam keras. Yesus kemudian menghampirinya dan memegang tangannya. Demam dan penyakitnya itu kemudian hilang dan ibu mertuanya simon kembali segar sehingga sangat bersemangat dan melayani mereka semua dirumahnya Simon itu.
Ibu Mertua Simon adalah mujikzat penyembuhan pertama yang dilakukan oleh Yesus.
Malam harinya mereka membawakan Yesus orang-orang yang sakit dan mereka semua disembuhkan. Sejak saat itu nama Yesus mulai terkenal dimana-mana, diseluruh Galilea.
Kini banyak orang yang datang mencari Yesus hingga pada suatu pagi yang gelap Yesus menyelinap keluar, namun murid-muridnya mengetahuinya dan menyusulnya.
Yesus berkata kepada mereka, ”Marilah kita ketempat lain, kekota-kota lain supaya aku memberitakan Injil karena untuk itulah aku di utus.” Merekapun menurutinya dan mengikutinya.
---+++---




Yesus pergi kerumah-rumah Ibadat dan mengajar disana. Banyak orang terpesona pada kharismanya karena caranya mengajar berbeda dengan ahli-ahli Taurat dan Imam-Imam mereka. Yesus mengajar dengan penuh Kuasa dan Hikmat. Ketika ada yang sakit diantara yang mendengarkan ajarannya dalam rumah ibadat itu, Yesus menyembuhkannya dan itu membuatnya lebih terkenal lagi.
Suatu ketika saat Yesus tengah mengajar disebuah rumah Ibadat yang telah penuh sesak dengan orang-orang yang ingin menemuinya. Dibawalah seorang yang lumpuh dengan diusung oleh teman-temannya. Namun karena begitu banyaknya orang, merekapun tidak dapat masuk. Orang-orang inipun kemudian membongkar atap rumah ibadat itu dan menurunkan si Lumpuh dihadapan Yesus dari atas atap itu.
Melihat Iman mereka Yesuspun berkata, ”Hai saudaraku, dosamu telah diampuni.”
Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang juga berada disana, memandang marah kepada-Nya. ”Siapakah orang yang menghujat Allah ini? Siapakah yang dapat menghapus dosa selain Allah sendiri?”
Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka dan berkata, ”Manakah yang lebih mudah, berkata dosamu telah diampuni atau berkata bangunlah dan berjalanlah pada orang lumpuh ini?”
Semua orang terdiam. Yesus kemudian berkata lagi tetapi kali ini pada orang yang lumpuh itu, yang berada dihadapannya. ”Bangunlah dan pulanglah kerumah, dosamu telah diampuni.”
Maka bangunlah orang lumpuh itu dan pulang kerumahnya. Semua orang disana begitu takjub, diantara mereka berkata,” Hari ini telah kusaksikan hal-hal yang sangat mengherankan.”
--++--
Perengkutan Matius & Panggilan Untuk Semua Orang
Beberapa hari kemudian, saat Yesus hendak memasuki sebuah kota bersama dengan beberapa muridnya yang berjalan disampingnya. Kemudian terdengarlah sebuah teriakan, ”Hei pak Tua, Kembali kesini.!”
Rupanya seorang Pemungut Cukai sedang memanggil seorang pedagang Tua yang sedang memasuki kota. Pedagang Tua itu kemudian menghampiri rumah Cukai itu.
”Ada apa lagi?”, katanya.
“Oh, ini pak. Ada kembalian dari Cukai yang anda serahkan.” Kata seorang pemungut cukai sambil mengembalikan uang yang menjadi hak pak tua itu.


“Oh begitu, terima kasih atas kejujuranmu anak muda.” Kata pak tua itu.
“Iya, sama-sama. Ini sudah merupakan keharusan bagiku.” jawab pemungut cukai itu.
Pemungut cukai itu kemudian kembali duduk dikursinya. Ia lalu terbatuk-batuk dan nampaknya ia sedang sakit parah. Pemungut cukai itu menutup mulutnya yang terbatuk-batuk dengan tangannya, lalu setelah batuk itu mereda ia melihat kedua telapak tangannya yang penuh dengan darah.
“Ya Tuhan, Apa yang harus aku lakukan?” kata pemungut cukai itu didalam hati.
Pemungut Cukai itu bernama Lewi dan ia sedang mengalami suatu gejala penyakit paru-paru yang parah. Batuknya selalu mengeluarkan banyak darah, namun begitu ia masih kuat dan mampu untuk beraktifitas dan bekerja.
Yesus melihat semua itu dan kemudian menghampirinya dan berkata kepadanya, ”Ikutlah aku.”
Pemungut Cukai yang bernama Lewi itu memandang wajah Yesus dengan penuh keheranan karena ia tidak mengenal orang itu. Namun ia melihat sesuatu disana, mata Yesus yang tajam tetapi penuh dengan keteduhan seperti dapat menjadi obat yang mengobati kegelisahan hatinya akan penyakit yang dideritanya.

Lewi kemudian bangun dari tempat duduknya dan pergi mengikuti Yesus masuk kedalam kota.
Sepanjang perjalanan lewi mendengarkan dan melihat banyak orang yang mengikuti dia. Maka tahulah ia bahwa Yesus adalah orang yang belakang ini sedang ramai dibicarakan, seorang suci, seorang nabi.
Selama Lewi berjalan mengikuti Yesus, Ia merasa tubuhnya semakin bugar dalam tiap langkahnya. Penyakitnya tak lagi terasa kambuh. Seolah-olah ia baru saja mengalami kesembuhan. Dadanya tidak lagi terasa sakit, nyeri dan tertekan. Nafasnya terasa lancar. Ia yakin bahwa dirinya telah sembuh dan ini berkat orang yang mengajaknya untuk mengikutinya dan ia ternyata bernama Yesus dari Nasareth.
Lewi kemudian mengundang Yesus untuk datang kerumahnya dan mengadakan perjamuan makan disana.
Saat Yesus mengikuti perjamuan itu, masih banyak saja orang-orang yang mengikuti Dia dan diantara mereka adalah orang-orang Farisi dan Ahli-ahli Kitab Taurat. Mereka mencibir perbuatan Yesus yang ikut dan menerima undangan perjamuan makan dirumah Lewi si Pemungut Cukai.
Pada zaman itu, seorang pemungut cukai sangat dibenci karena mereka dianggap sebagai kaki tangan dari pada penjajah yang pada masa itu adalah bangsa Romawi. Lagipula banyak pemungut cukai pada masa itu yang menyalahgunakan kekuasaannya dan mereka menagih lebih banyak uang dari pada yang telah ditetapkan. Mereka dianggap sebagai Lintah Darat dari kaum penjajah.
Seorang Farisi berkata mengutarakan isi hatinya pada salah seorang murid Yesus,” Mengapa gurumu yang Nabi dan Suci ini mau makan dan duduk bersama-sama dengan orang yang berdosa itu?”
Yesus mendengar cibiran mereka itu yang mulai meracuni pikiran banyak orang disana, tetapi lalu Yesus menjawab dengan berkata lantang kepada mereka, ”Bukan orang sehat yang membutuhkan tabib, tetapi orang yang sakit. Demikian pula dengan Aku, Aku datang bukan untuk orang benar melainkan untuk orang yang berdosa.”
Ucapan Yesus itu bagaikan gelombang baru yang segar bagi orang-orang yang mengikutinya. Setelah mendengarkan itu, mereka masing-masing membubarkan diri. Dalam hati mereka tumbuh suatu tugas & panggilan yang tumbuh begitu saja setelah mendengar ucapan Yesus tadi, ”Aku harus menyampaikan ucapan Yesus dari Nazareth ini kepada semua orang yang aku kenal, Mesias telah datang dan Ia memanggil kita. Dia datang untuk kita!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar