Sabtu, 12 Desember 2009

12 rasul

Terbitnya Matahari

“…bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang.” Mat 4: 16.
Ada 12 murid Yesus yang utama dan kemudian mereka disebut sebagai Rasul-Nya.,Karakter dan Sifat serta Kelebihan dan Kekurangan mereka masing-masing sangat berbeda dan beragam. Yesus bergumul dan meminta petujuk Allah Bapa sebelum memilih mereka. Setelahnya Yesus mengumpulkan semua murid-muridnya dan kemudian memilih dan mengangkat 12 orang sebagai Rasul-Nya.
Kedua belas orang itu adalah Simon yang dinamai oleh Yesus sebagai Petrus, Yakobus dan Yohanes anak Zebedeus yang dinamai oleh Yesus sebagai Boanerges yang berarti anak – anak Guntur, Andreas, Filipus, Bartolomeus atau dikenal juga sebagai Natanael, Matius orang lewi si Pemungut Cukai, Thomas Didimus, Yakobus dan Yudas anak Alfeus, Simon yang dikenal sebagai orang Zelot dan Yudas Iskariot. Berikut Inilah sedikit gambaran mengenai mereka;




1. ANDREAS
Andreas, murid pertama yang dipilh oleh Yesus dan menjadi pemimpin bagi seluruh murid Yesus lainnya. Dia berusia paling tua dari antara semua murid Yesus dan memiliki sifat yang dewasa. Ia seorang yang pendiam namun seorang organisator yang baik dan dia juga seorang administrator yang sangat baik.
Andreas dapat menjadi rekan bagi siapa saja, ia berkepribadian seorang pekerja yang efisien. Andreas sering menjadi penengah dan perantara netral atas segala perkara yang terjadi dalam rumah tangga Pemuridan Yesus. Banyak keputusan-keputusan penting yang diambil atas inisiatifnya sendiri karena Yesus telah mengurus banyak hal penting, namun apabila menyangkut kepentingan keseluruhan komunitas maka ia akan mengkonsultasikannya terlebih dahulu terhadap Yesus.
Andreas adalah seorang penginjil yang hebat walaupun ia kurang mahir dalam berkotbah. Ia memiliki cara tersendiri dalam mengenalkan pribadi Kristus kepada orang banyak. Satu hal yang paling menonjol dari dirinya adalah ia dapat melihat bakat dan kemampuan yang tersimpan dalam diri seseorang. Ia kemudian akan membantu dan memfasilitasi orang tersebut untuk dapat menggunakan talenta yang dimilikinya serta mengarahkannya bagi kemuliaan Tuhan.
Andreas adalah sosok yang puas dengan dirinya, ia tidak pernah iri dengan kemampuan yang dimiliki oleh orang lain. Ia berhati tulus dan senang membantu saudaranya yang sedang kesulitan. Seseorang yang berwawasan luas, berpikiran logis dan memiliki kemampuan membuat keputusan besar.
Ia sebenarnya adalah sosok pilihan Yesus, namun ia mengalah kepada ke 3 saudaranya yang lain agar dapat terus dekat dengan Yesus karena ia harus mengatur segala sesuatunya dalam komunitas sesuai jabatanya sebagai ketua kelompok.

2. SIMON PETRUS
Simon Petrus adalah sosok yang kasar, keras dan bersemangat. Ia sering mendapat kesulitan karena berbicara tanpa berpikir. Seiring dengan perjalanan waktu mengikuti Yesus, Petrus mempelajari banyak hal termasuk merubah karakternya yang sering membawanya dalam kesulitan.
Petrus adalah seorang pembicara yang lancar, fasih dan dramatis. Dia juga seorang pemimpin inspirational alami. Dia tipe manusia quick thinker tetapi bukan deep reasoner. Dia bertanya banyak pertanyaan, lebih dari semua para rasul lain dan dikumpulkan menjadi satu. Petrus adalah sosok laki-laki dengan keputusan yang cepat dan tindakan yang mendadak.
Petrus disukai oleh Yesus karena ketangguhannya, Ia tipe seseorang yang dapat bertahan dari keadaan yang terburuk sekalipun. Dimanapun Petrus ditempatkan Ia akan hidup, ini semua karena naluri survivalnya yang tinggi.
Satu hal pelajaran dari Yesus yang sangat terkesan didalam hatinya adalah tentang memaafkan sebanyak 7 kali tujuh puluh tujuh kali. Ini mungkin karena Ia merasa pernah dimaafkan oleh Yesus karena telah menyangkal-Nya 3 kali walau sudah diperingatkannya.
Petrus sering dianggap sebagai pemimpin dalam kelompok Rasul karena kedekatannya dalam memperhatikan kebutuhan Yesus. Hal ini juga karena Petrus menjadi pilihan Yesus untuk menjadi dasar gereja-Nya.

3. YAKOBUS ANAK ZEBEDEUS
Yakobus adalah seorang pemikir dan perencana, tidak suka bertindak secara terburu-buru. Namun semua itu berubah 180 derajat saat emosi menguasainya. Sifatnya juga sangat bertolak belakang dengan Adiknya Yohanes, Yakobus cenderung kasar hingga dapat meninggalkan kesan tidak sopan. Tapi semua yang dilakukannya adalah dengan sebuah alasan seperti untuk melindungi orang yang dikasihinya. Dia juga seorang pembicara dan deklamator yang baik.

4. YOHANES ANAK ZEBEDEUS
Yohanes adalah yang termuda dari semua murid Yesus. Karakternya yang menonjol dan sangat disukai oleh Yesus adalah ketidak egoisan dan penerapan kasih terhadap sesama. Yohanes memiliki sifat dan tindakan yang lemah lembut. Ia berhati lembut, setia dan keberanian yang tulus. Yohanes termasuk orang yang pertama percaya terhadap kebangkitan Yesus. Yohanes dikenal oleh rasul lainnya sebagai murid yang paling dikasihi Yesus, walau pada kenyataannya Yesus tak pernah pilih kasih.


5. FILIPUS
Murid kelima Yesus ini diserahkan kepercayaan untuk mengurus masalah logistik Komunitas Yesus. Kemampuannya dalam matematis dan sistematis yang tinggi membuat pekerjaan dan tanggung jawab yang diserahkannya berjalan sempurna. Filipus adalah seorang yang memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar, sifat penasarannya yang tinggi membuatnya menjadi seorang pekerja keras yang pantang menyerah hingga menemukan jawaban. Walaupun ia bukan seorang pembicara public yang baik namun ia adalah seorang yang sangat persuasif. Banyak yang datang kepadanya secara pribadi untuk berkonsultasi atau membicarakan masalah pribadinya karena ia dianggap sebagai orang yang tepat untuk diajak berdikusi.
Filipus sering dianggap tidak tepat atau tidak mampu untuk menangani hal-hal besar, namun hal-hal kecil yang diserahkan dan dikerjakannya selalu dapat selesai dengan sempurna. Ini karena kurang adanya daya imajinasi untuk mendukung kreativitasnya, walaupun dia sebenarnya adalah seorang pemikir yang cukup dalam.

6. NATANEL
Natanel adalah seorang yang Jujur dan Tulus. Dia mungkin adalah yang paling disegani diantara ke 12 murid Yesus. Dia juga seroang yang cerdas, mudah dan cepat belajar, jenius dan memiliki berbagai macam bakat. Satu-satunya kelemahannya adalah kebanggaannya pada diri sendiri yang terlalu berlebihan. Walaupun ia tidak pernah merendahkan orang lain, namun ia sering menganggap dirinya lebih tinggi.

7. MATIUS
Matius adalah seorang yang tekun, ulet dan sederhana. Berasal dari keluarga pemungut pajak dan kehidupan yang berkecukupan telah membuatnya mengerti tentang nilai suatu materialistis, hal yang membuatnya tidak berpandangan materialistis.
Matius adalah seorang politikus yang cerdas, dia memiliki kemampuan mengumpulkan dana yang banyak dengan sangat cepat. Dia memiliki kharisma untuk membuat orang mudah percaya kepadanya. Matius adalah orang terpelajar yang memiliki seluruh kemampuannya dari belajar, tidak secara alami seperti beberapa murid Yesus yang lain. Seperti Kotbah, awalnya matius tidak dapat melakukannya dengan baik karena ia bukan pembicara alami. Ia memperhatikan, belajar dan mau mencoba melakukannya, ketika gagal ia mengkoreksi kegagalannya dan mencoba lagi hingga dapat mencapai hal yang baik. Itulah matius murid Yesus yang ke tujuh.

8. THOMAS DIDIMUS
Thomas adalah sosok pesimis dan skeptis. Ia banyak meragukan dan curiga terhadap berbagai hal. Namun dibalik semua sifatnya itu, ia adalah seorang yang jujur , berani mengemukakan pendapat dan seorang pemikir logis yang hebat. Ia juga bukan seorang tukang kritik dan peminta perhatian.
Masa lalu dan kehidupan Thomas yang membentuk dirinya tidaklah terlalu baik. Ia hidup dengan serba kekurangan dan kerja keras. Bahkan untuk menghidupi keluarganya, ia harus menjalani beberapa pekerjaan sekaligus. Itulah sebabnya ia tidak lagi percaya terhadap segala kemudahan tanpa pengorbanan.
Diluar semua sisi itu, Thomas yang memiliki bola mata yang besar memiliki sifat humoris, berbakat dan bertingkah jenaka yang alami, semua teman dan orang yang mengenalnya selalu merasakan keceriaan bila berada didekatnya. Mereka akan terhibur oleh segala ucapan dan tindakan lucu Thomas karena Thomas adalah pelawak alami yang berbakat luar biasa.

9. YAKOBUS DAN YUDAS ANAK ALPHEUS
Yakobus dan Yudas anak Alpheus, mereka adalah si kembar yang baik hati dan senang menolong orang lain. Mereka saling mengisi antara satu sama lainnya dan banyak orang yang menghormati mereka karena sifat dan sikap mereka yang sangat bersimpati kepada mereka yang membutuhkannya. Mereka juga sosok yang sederhana, rajin, kreatif, cerdas dan realistis.
Yakobus dan Yudas anak-anak dari Alfeus ini juga dikenal dengan nama lain, Yakobus dikenal sebagai Lebeus dan Yudas dikenal sebagai Tadeus.
Yakobus mencintai dan meneladani Yesus dalam hal kesederhanaan sedangkan Yudas mengagumi dan mengikuti jejak Yesus dalam hal Kerendahan Hati. Mereka berdua adalah sebuah kombinasi persaudaraan yang saling memiliki keterikatan yang erat, sulit untuk memisahkan mereka dan menilainya dalam sebuah kesatuan yang berbeda karena sifat dan sikap apa yang ada dalam diri seseorang diantara mereka dimiliki juga oleh yang lainnya.

11. SIMON ZEALOT
Simon orang Zealot adalah seorang fanatik revolusioner, yang tak kenal takut. Ia juga seorang yang berapi-api dan sering bertindak tanpa berpikir panjang. Ia seorang petengkar atau ‘tukang berkelahi’ sebelum ajaran yesus mengenai kasih terserap dalam hatinya. Selama mengikuti Yesus, secara bertahap ia berubah. Ia kemudian menjadi seorang pengkotbah yang efektif dan intelek.
Simon orang Zealot adalah seorang pemberontak alami, dirinya cenderung protes dan memiliki kemungkinan trauma terhadap otoritas. Simon sebenarnya adalah seorang yang hangat dan memiliki kesetia kawanan yang sangat tinggi. Dia secara pribadi sangat bangga diterima menjadi teman, murid dan saudara Yesus yang sangat dicintainya. Karena baginya tak ada yang dapat menerima dirinya apa adanya tanpa kasih yang besar seperti yang dirasakannya dari Yesus.

12. YUDAS ISKARIOT.
Yudas Iskariot adalah Murid Yesus yang sangat cerdas, berpikiran kritis dan memiliki berbagai macam bakat. Ia jenius dan dapat diandalkan dalam masalah mengurus sesuatu. Yudas Iskariot terlalu sempurna untuk segala urusan yang membutuhkan kepala, tetapi sangat lemah dengan segala sesuatu yang menyangkut hati. Kelemahan dan kelebihannya yang luar biasa adalah bersandar pada pengertiannya sendiri, pada hatinya sendiri sehingga ia tampak sebagai seseorang yang tidak pernah salah, ragu ataupun mengecewakan.
Yudas senang mengkritik dan tidak suka sebaliknya. Ia senang dipuji dan tak suka sebaliknya, ia akan berusaha keras untuk mendapatkan perhatian dari orang yang paling dihormatinya, gurunya Yesus.
------------------------- ++++ ----------------------------


Kotbah dibukit
Yesus berkeliling diseluruh Galilea, Ia mengajar di rumah-rumah ibadat & memberitakan injil Kerajaan Allah. Ia juga menyembuhklan orang-orang sakit, kesurupan, dsb, yang dibawa oleh banyak orang kepadanya. Oleh karena Mujikjat penyembuhanNya, berita tentangNya tersiar diseluruh Siria.
Hanya sebentar saja, berbondong-bondong orang dari berbagai penjuru datang untuk melihatnya dan kemudian mengikuti Dia. Mereka datang dari seluruh Galilea, dari Dekapolis, dari Yudea, dari Yerusalem serta dari seberang sungai Yordan dan Perea.
Yesus melihat orang banyak itu dan kemudian Ia naik keatas bukit dan duduk disana. Setelah semua murid-muridNya datang, Yesus kemudian mulai mengajar. Kata-Nya, “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.
Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.
Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat.
Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu."
Dan berbagai ajaran lainnya, setelah Yesus mengakhiri perkataan dan
ajaran ini, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka. Ajaran Yesus dibukit ini dikenal dengan Kotbah dibukit, Ucapan Bahagia dan Pengharapan.(Cont)
-----------------------------------------------------


Penyucian Bait Allah

Setiap tahun pada Hari Paskah Yesus selalu datang ke bait suci. Suatu pagi, beberapa hari menjelang paskah Yesus beserta murid-muridnya datang ke bait suci. Yesus yang ramah dengan senyumnya yang damai kharismatik tiba-tiba terdiam terpaku saat berdiri didepan pintu halaman bait Allah.
Segala sesuatunya berjalan dengan sangat lambat sehingga aku dapat melihat detik-detik momen perubahan yang terjadi pada wajah Yesus dengan sangat jelas. Wajahnya memerah, terlihat seperti menahan gejolak amarah yang siap meledak. Belum pernah rasanya aku melihat guruku seperti ini. Ia meraih Beberapa utas tali yang terikat pada pintu gerbang bait Allah dan dengannya ia membuat sebuah cambuk.
Setelah itu Segala sesuatunya terjadi dengan sangat cepat sehingga aku tidak begitu jelas menyadari apa yang terjadi saat itu hingga semua telah dihancurkan berantakan oleh guruku itu. Meja-meja para penukar uang tidak ada lagi yang berdiri utuh. Hewan-hewan dagangan kabur dan lari berhamburan. Mereka semua yang berdagang disana tak sempat melakukan perlawanan apapun, semuanya sibuk mencoba menyelamatkan harta yang bisa terselamatkan.
Semua orang kaget terkejut dengan kejadian ‘tiba-tiba’ mengamuknya guruku disana. Dengan suara yang mengelegar ia berkata, ”Ada tertulis: Rumah Bapaku disebut sebagai rumah doa bagi segala bangsa. Mengapa kalian menjadikannya sebagai sarang penyamun??”
Para pedagang yang kemudian menyadari apa yang telah terjadi setelah beberapa saat ’Ketenangan’, mengumpulkan keberanian menantang Yesus dengan berkata,” Dengan kuasa apa engkau berhak bertindak seperti ini?”
Kerumunan pedagang yang marah karena dagangan mereka dihancurkan membuatku dan semua murid-murid Yesus takut dan gentar, sehingga teringatlah aku akan yang tertulis dikitab suci” Cinta akan RumahMu menghanguskan Aku.”
Tetapi semua Murid Yesus itu tidak ada satupun yang berani bertindak dan membela Yesus karena mereka memandang bahwa Yesuslah yang mencari Masalah.
Akan tetapi, berbeda dengan apa yang ada pada diri Yesus. Keberanian Yesus menyala-nyala bagai api yang siap menghanguskan apapun. Sorot mata Yesus membakar nyali para pedagang itu satu persatu, perlahan tapi pasti.
Para pedagang yang siap mengamuk itupun tampaknya mulai kehilangan keberanian secara perlahan, mereka tampak seperti melihat sepasukan bala tentara surga yang siap mencabut nyawa mereka apabila ada salah seorang dari mereka yang berani bertindak ceroboh mencoba menyentuh atau melukai orang yang bernama Yesus dari Nazaret itu.
Jawaban apapun dari Yesus tidaklah lagi penting, entah mengapa mereka merasa perlu pergi secepatnya dari tempat itu karena tak pernah mereka mencium aroma kematian sedekat itu dari sorot mata tajam yang membela kesucian Bait Allah.
Akhirnya tempat itu menjadi sepi dari para pedagang yang ‘melarikan diri’. Yesus kemudian mengajak murid-muridnya untuk membersihkan bait Allah itu. Sejak saat itu tak ada lagi perdagangan di Bait Allah.

Perdagangan yang berada di Bait Suci dilakukan dengan suatu sistem yang terorganisir. Disebut ‘Sarang Penyamun’ sebab perdagangan itu melakukan praktek ‘Mafia’. Harga-harga yang ditetapkan sangat tinggi dan mahal. Kurs pertukaran mata uangnyapun sangat tidak adil. Untuk dapat berdagang di dalam Bait Suci para pedagang menyetorkan sejumlah uang pada Imam-imam di Bait Suci.
Tindakan Yesus ini sangat merugikan Imam-imam di Bait Suci yang akhirnya menjadi salah satu sebab dan alasan utama bagi para Imam untuk menyingkirkan / membunuh Yesus.

Tidak semua orang menyambut gembira cahaya terang yang datang menyinari, banyak juga diantara mereka yang senang tetap tinggal dalam kegelapan karena mereka takut terang akan menelanjangi mereka, terang akan menunjukan keburukan dan cacat mereka.

Yesus dari Nasareth

BAB III
Yesus dari Nazareth

Yesus dari Nazareth yang baru saja di Baptis oleh Yohanes dibawa oleh roh Allah kepadang gurun. Disana Yesus berpuasa 40 hari tanpa makanan. Ditempat gersang, tandus dan sepi ini, Yesus menghadapi cobaan yang berat untuk tubuh, pikiran dan jiwanya. Yesus harus melewati ujian terakhir ini sebelum memulai ‘masa’ pelayanan-Nya.
Awalnya yang harus dihadapinya adalah rasa kesepian, kesendirian menghadapi segala halangan dan rintangan. Yesus harus melewati ujian kesendirian ini karena pada saat Ia memulai pekerjaannya hingga akhir, ia akan menerima segala beban, konsekwensi dan ‘Cawan’ Allah seorang diri serta berbagai tekanan fisik dan psikis lainnya.
Masalah terutama dalam cobaan ini adalah, Yesus saat ini telah memiliki kuasa yang cukup hingga dapat menghalau segala hal yang tidak menyenangkan dengan mudah, namun ia tidak boleh melakukan hal itu. Ia berpuasa, ia harus belajar hidup seperti manusia biasa, yang dapat dilakukan hanyalah yang dikehendaki oleh Allah dan bukan kehendaknya sendiri.
Yesus harus belajar menerima penderitaan terdasar yang manusia miliki, yaitu keterbatasan dan ketidakberdayaan. Ia harus menjadi contoh bagi manusia untuk percaya penuh berserah kepada Allah. Seperti yang dilakukannya pada saat ini, 40 hari tanpa makanan dipadang gurun yang panas, tandus dan sepi untuk berserah penuh pada Allah.
Pada klimaksnya, Iblis muncul untuk mencobai-Nya.
Si Iblis berkata pada Yesus, ”Kalau Kau adalah anak Allah, ubahlah batu-batu ini menjadi roti.”
Hal yang sangat mudah untuk Yesus lakukan namun Yesus menjawab, ”Ada tertulis, manusia hidup bukan dari roti saja, melainkan dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.”
(Arti dari cobaan ini adalah bahwa dengan kuasa yang Yesus miliki, apapun yang Ia lakukan adalah bukan karena semata kehendak-Nya sendiri melainkan Ia harus melakukan kehendak Allah.)
Kemudian Iblis membawa Yesus ke bumbungan Bait Allah yang tinggi, katanya, ”Kalau Engkau adalah anak Allah, maka jatuhkanlah diriMu dari sini kebawah. Bukankah ada tertulis bahwa malaikat-malaikat-Nya akan menjaga dan menaungi Engkau sehingga apabila Engkau terjatuh maka Engkau tidak akan sampai terantuk ke tanah.”
Yesus menjawabnya, ”Janganlah engkau mencobai Tuhan Allahmu!”
Kemudian si Iblis memperlihatkan pada Yesus kebesaran Kerajaan-kerajaan dunia beserta segala kemegahan, kemewahan dan keistimewaannya. Berkatalah si Iblis pada Yesus, ”Semua kebesaran dan kemegahan kerajaan dunia telah dikuasakan kepadaku. Sembahlah aku maka aku akan memberikan semuanya ini kepadamu.”
Yesus menjawab dengan nada marah pada si Iblis, ”Enyahlah engkau ! ada tertulis bahwa engkau harus menyembah Allah dan hanya kepadanyalah Engkau berbakti.”
Si Iblis kemudian pergi meninggalkan Yesus seorang diri.
Dengan berakhirnya 3 cobaan Iblis itu maka berakhirlah ujian yang harus Yesus lewati. Namun Hakekat 3 Ujian dari iblis ini terus berlaku selama masa pelayanan Yesus di jaman ini.
Pernyataan di ujian pertama, Hal yang harus Yesus lakukan adalah hal yang harus kehendak Allah dan bukan kehendaknya pribadi-Nya.
Pada Ujian Kedua, Yesus tidak akan menggunakan Hak Istimewanya sebagai Putra Surga selama Ia menjalani kehidupan sebagai manusia, sehingga ia tidak akan menerima segala kemudahan yang bisa didapat dari malaikat-malaikat Allah.
Pernyataan pada ujian yang ketiga adalah, Kerajaan Allah yang akan dibawa dan dibangunnya di Bumi akan berbeda dengan kerajaan didunia sehingga kerajaan ini tak akan bergelimang harta, kekuasaan dan segala kemudahaan hidup.(Reff)

Penolakan di Nazareth

Yesus telah melaksanakan “kewajiban” sebelum Ia dapat memulai pekerjaan-Nya. Ia dibaptis oleh Yohanes Pembaptis, yang mempersiapkan jalan untuk memulai pekerjaannya dan ujian terakhir yang lulus dengan gemilang, yaitu pencobaan Iblis di Padang Gurun dengan berpuasa 40 hari tanpa makanan.
Yesus kemudian berpikir ‘Dimanakah Aku akan memulai pelayanan ini?’ Terbersitlah untuk kembali kekota tempat tinggalnya, Nasaret.
Pada hari Sabat, Yesus masuk kerumah ibadat di Nasaret. Kepada-Nya diberikan Alkitab untuk dibaca. Dibukanya kitab Yesaya mengenai nubuatan tentang Mesias, Sang Juru Selamat. Setelah membacanya, Yesus mengajar mereka dan menyatakan diri bahwa Dialah pengenapan nubuatan itu.
Mereka semua yang mendengarnya, terkejut. Pada awalnya, beberapa dari mereka bersukacita akan pengharapan dan sebagian lagi merasa heran dengan ajarannya. Lalu ada beberapa orang yang mengenalnya dan berkata, ”Bukankah dia ini anak Yusuf si tukang kayu?”
Kenyataan ini menguncang iman percaya mereka yang berharap Mesias yang mereka nantikan berasal dari sesuatu yang luar biasa, bukan yang mereka kenal sebagai orang biasa.
Merekapun kemudian marah dan menudingnya menghujat Allah. Mereka semua berkehendak untuk menghukumnya dengan melemparnya dari atas tebing disisi luar kota. Tetapi pada akhirnya tidak ada apapun yang dapat mereka lakukan kepada-Nya dan Yesus pergi dari tengah-tengah mereka. Yesus berkata kepada mereka, ”Seorang nabi dihormati dimana-mana, tetapi tidak ditempatnya berasal dan dirumahnya.”(Hiks)



Perengkutan Murid-murid Pertama
Y
esus berjalan dipesisir pantai danau Galilea. Saat itu dilihatnya 2 buah perahu yang baru kembali merapat. Setiap perahu berawakan 2 orang. Seorang awak diperahu pertama yang bersuara keras berkata pada temannya di perahu kedua, dia menyatakan kekecewaannya pada mereka mengenai tangkapan ikan yang akhir-akhir ini selalu sedikit dan hari ini adalah yang terparah dari semuannya.
Yesus mendengar semua percakapan mereka dan menghampiri sebuah perahu mereka yang masih berada diatas air ditepi pantai. Didekat perahunya itu Yesus berjongkok dan mengulurkan tangannya masuk kedalam air. Saat diangkat, tangan itu telah menggengam seekor ikan yang cukup besar. Kemudian Yesus mendekatkan wajah dan telinganya pada mulut ikan itu yang berkomat-kamit, Ikan itu bersikap tenang tidak meronta. Setelahnya Yesus melepaskan kembali ikan itu.
Semua yang Yesus lakukan diperhatikan oleh Simon, salah seorang awak kapal perahu itu.
Yesus kemudian bangkit berdiri dan menghampiri mereka. Yesus berbicara dengan mereka dan mengajak mereka untuk kembali berlayar menangkap ikan. Namun seorang dari mereka berkata, ”Telah semalaman kami menjala diseluruh sudut danau ini namun kami tidak mendapatkan apa-apa. Bagaimana mungkin tuan mengajak kami kembali untuk berlayar menangkap ikan?”
Tapi kemudian Simon menjawab, “Kalau tuan yang berkata demikian, marilah kita pergi.”
Jawaban dari Simon itu mengundang tatapan protes dari teman-temannya namun mereka tidak berkata apa-apa selain menurutinya karena mereka mengenal sifat Simon yang keras.
“Bagaimana mungkin Simon mau mendengarkan dan menuruti orang ini yang tidak dikenalnya?” kata Andreas didalam hati yang adalah saudara dan juga teman seperahunya.
Merekapun kemudian bertolak ketengah danau, Yesus lalu memerintahkan untuk menebar jala itu pada Simon dan Simon melakukannya. Ketika Jala itu ditarik, jala itu terasa sangat berat karena penuh dengan ikan. Simon memanggil perahu lainnya untuk membantu mengankat jala tersebut. Akhirnya Jala yang penuh dengan ikan hingga hampir menyobek jala itupun terangkat dan mereka tertawa terbahak-bahak bergembira.
Simon kemudian segera menyadari bahwa hasil penangkapan yang luar biasa itu adalah berkat orang yang tidak dikenalnya itu. Simon kemudian berlutut, ”Ya… Tuan pergilah dari kami, sebab kami adalah orang yang berdosa. Siapakah tuan sebenarnya?”
Yesus menjawabnya, ”Namaku Yesus dari Nazareth, mulai sekarang Aku akan menjadikan engkau penjala manusia.”
Sejak saat itu mereka mengikuti Yesus dan menjadi murid-Nya.




Mujikzat Penyembuhan yang Pertama
Setibanya mereka kembali kedaratan, sore harinya Yesus beserta dengan Murid-murid barunya itu kerumah Simon. Murid-murid itu adalah Simon, Andreas, Yakobus dan Yohanes.
Setibanya dirumah Simon, ibu mertua Simon sedang sakit demam keras. Yesus kemudian menghampirinya dan memegang tangannya. Demam dan penyakitnya itu kemudian hilang dan ibu mertuanya simon kembali segar sehingga sangat bersemangat dan melayani mereka semua dirumahnya Simon itu.
Ibu Mertua Simon adalah mujikzat penyembuhan pertama yang dilakukan oleh Yesus.
Malam harinya mereka membawakan Yesus orang-orang yang sakit dan mereka semua disembuhkan. Sejak saat itu nama Yesus mulai terkenal dimana-mana, diseluruh Galilea.
Kini banyak orang yang datang mencari Yesus hingga pada suatu pagi yang gelap Yesus menyelinap keluar, namun murid-muridnya mengetahuinya dan menyusulnya.
Yesus berkata kepada mereka, ”Marilah kita ketempat lain, kekota-kota lain supaya aku memberitakan Injil karena untuk itulah aku di utus.” Merekapun menurutinya dan mengikutinya.
---+++---




Yesus pergi kerumah-rumah Ibadat dan mengajar disana. Banyak orang terpesona pada kharismanya karena caranya mengajar berbeda dengan ahli-ahli Taurat dan Imam-Imam mereka. Yesus mengajar dengan penuh Kuasa dan Hikmat. Ketika ada yang sakit diantara yang mendengarkan ajarannya dalam rumah ibadat itu, Yesus menyembuhkannya dan itu membuatnya lebih terkenal lagi.
Suatu ketika saat Yesus tengah mengajar disebuah rumah Ibadat yang telah penuh sesak dengan orang-orang yang ingin menemuinya. Dibawalah seorang yang lumpuh dengan diusung oleh teman-temannya. Namun karena begitu banyaknya orang, merekapun tidak dapat masuk. Orang-orang inipun kemudian membongkar atap rumah ibadat itu dan menurunkan si Lumpuh dihadapan Yesus dari atas atap itu.
Melihat Iman mereka Yesuspun berkata, ”Hai saudaraku, dosamu telah diampuni.”
Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang juga berada disana, memandang marah kepada-Nya. ”Siapakah orang yang menghujat Allah ini? Siapakah yang dapat menghapus dosa selain Allah sendiri?”
Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka dan berkata, ”Manakah yang lebih mudah, berkata dosamu telah diampuni atau berkata bangunlah dan berjalanlah pada orang lumpuh ini?”
Semua orang terdiam. Yesus kemudian berkata lagi tetapi kali ini pada orang yang lumpuh itu, yang berada dihadapannya. ”Bangunlah dan pulanglah kerumah, dosamu telah diampuni.”
Maka bangunlah orang lumpuh itu dan pulang kerumahnya. Semua orang disana begitu takjub, diantara mereka berkata,” Hari ini telah kusaksikan hal-hal yang sangat mengherankan.”
--++--
Perengkutan Matius & Panggilan Untuk Semua Orang
Beberapa hari kemudian, saat Yesus hendak memasuki sebuah kota bersama dengan beberapa muridnya yang berjalan disampingnya. Kemudian terdengarlah sebuah teriakan, ”Hei pak Tua, Kembali kesini.!”
Rupanya seorang Pemungut Cukai sedang memanggil seorang pedagang Tua yang sedang memasuki kota. Pedagang Tua itu kemudian menghampiri rumah Cukai itu.
”Ada apa lagi?”, katanya.
“Oh, ini pak. Ada kembalian dari Cukai yang anda serahkan.” Kata seorang pemungut cukai sambil mengembalikan uang yang menjadi hak pak tua itu.


“Oh begitu, terima kasih atas kejujuranmu anak muda.” Kata pak tua itu.
“Iya, sama-sama. Ini sudah merupakan keharusan bagiku.” jawab pemungut cukai itu.
Pemungut cukai itu kemudian kembali duduk dikursinya. Ia lalu terbatuk-batuk dan nampaknya ia sedang sakit parah. Pemungut cukai itu menutup mulutnya yang terbatuk-batuk dengan tangannya, lalu setelah batuk itu mereda ia melihat kedua telapak tangannya yang penuh dengan darah.
“Ya Tuhan, Apa yang harus aku lakukan?” kata pemungut cukai itu didalam hati.
Pemungut Cukai itu bernama Lewi dan ia sedang mengalami suatu gejala penyakit paru-paru yang parah. Batuknya selalu mengeluarkan banyak darah, namun begitu ia masih kuat dan mampu untuk beraktifitas dan bekerja.
Yesus melihat semua itu dan kemudian menghampirinya dan berkata kepadanya, ”Ikutlah aku.”
Pemungut Cukai yang bernama Lewi itu memandang wajah Yesus dengan penuh keheranan karena ia tidak mengenal orang itu. Namun ia melihat sesuatu disana, mata Yesus yang tajam tetapi penuh dengan keteduhan seperti dapat menjadi obat yang mengobati kegelisahan hatinya akan penyakit yang dideritanya.

Lewi kemudian bangun dari tempat duduknya dan pergi mengikuti Yesus masuk kedalam kota.
Sepanjang perjalanan lewi mendengarkan dan melihat banyak orang yang mengikuti dia. Maka tahulah ia bahwa Yesus adalah orang yang belakang ini sedang ramai dibicarakan, seorang suci, seorang nabi.
Selama Lewi berjalan mengikuti Yesus, Ia merasa tubuhnya semakin bugar dalam tiap langkahnya. Penyakitnya tak lagi terasa kambuh. Seolah-olah ia baru saja mengalami kesembuhan. Dadanya tidak lagi terasa sakit, nyeri dan tertekan. Nafasnya terasa lancar. Ia yakin bahwa dirinya telah sembuh dan ini berkat orang yang mengajaknya untuk mengikutinya dan ia ternyata bernama Yesus dari Nasareth.
Lewi kemudian mengundang Yesus untuk datang kerumahnya dan mengadakan perjamuan makan disana.
Saat Yesus mengikuti perjamuan itu, masih banyak saja orang-orang yang mengikuti Dia dan diantara mereka adalah orang-orang Farisi dan Ahli-ahli Kitab Taurat. Mereka mencibir perbuatan Yesus yang ikut dan menerima undangan perjamuan makan dirumah Lewi si Pemungut Cukai.
Pada zaman itu, seorang pemungut cukai sangat dibenci karena mereka dianggap sebagai kaki tangan dari pada penjajah yang pada masa itu adalah bangsa Romawi. Lagipula banyak pemungut cukai pada masa itu yang menyalahgunakan kekuasaannya dan mereka menagih lebih banyak uang dari pada yang telah ditetapkan. Mereka dianggap sebagai Lintah Darat dari kaum penjajah.
Seorang Farisi berkata mengutarakan isi hatinya pada salah seorang murid Yesus,” Mengapa gurumu yang Nabi dan Suci ini mau makan dan duduk bersama-sama dengan orang yang berdosa itu?”
Yesus mendengar cibiran mereka itu yang mulai meracuni pikiran banyak orang disana, tetapi lalu Yesus menjawab dengan berkata lantang kepada mereka, ”Bukan orang sehat yang membutuhkan tabib, tetapi orang yang sakit. Demikian pula dengan Aku, Aku datang bukan untuk orang benar melainkan untuk orang yang berdosa.”
Ucapan Yesus itu bagaikan gelombang baru yang segar bagi orang-orang yang mengikutinya. Setelah mendengarkan itu, mereka masing-masing membubarkan diri. Dalam hati mereka tumbuh suatu tugas & panggilan yang tumbuh begitu saja setelah mendengar ucapan Yesus tadi, ”Aku harus menyampaikan ucapan Yesus dari Nazareth ini kepada semua orang yang aku kenal, Mesias telah datang dan Ia memanggil kita. Dia datang untuk kita!”

MESIAS


SEBUAH BINTANG DI TIMUR

“Baltasar, Melkior,Kaspar. Cepat kesini!” Kata Abigail penuh dengan semangat pada teman sejawatnya.
“Ada apa gerangan? Mengapa engkau memanggil kami dengan sedemikan rupa?” Kata Melkior pada Abigail.
“Coba kau lihat.” Kata Abigail menyampingkan tubuhnya hingga dapat memberi tempat pada Melkior untuk menempati posisinya berdiri didepan teleskop.
Melkior menempatkan wajahnya pada suatu alat untuk melihat perbintangan, sebuah teleskop sederhana ciptaan mereka. “Ada apa, aku tak melihat apa-apa…” kata Melkior.
“Coba kau lihat pergerakan bintang-bintang itu…” Kata Abigail.
Beberapa saat kemudian, Melkior kembali menjerit,” Baltasar, Kaspar. Coba lihat ini.”
Akhirnya merekapun bergantian melihat pada teleskop itu.
“Luar biasa, hal seperti ini mungkin tidak akan pernah terjadi lagi.” Kata Kaspar pada mereka.
“Benar, dan menurut catatan buku ramalan perbintangan kita. Hal ini menunjukan bahwa akan lahir seorang raja besar kedunia ini. Tepat dibawah sinar bintang itu ketika mereka bersatu.” Kata Baltasar.
“Ya…ya…, dan kita masih ada waktu bila ingin melihat kelahiran raja besar itu.”
“Marilah kita bersiap-siap pergi untuk melihat kelahiran raja besar itu. Seorang raja yang akan lahir dibawah deretan Bintang Timur yang bersatu.”
“Ya…aku ingin pergi melihat raja besar itu, Raja Semesta Alam.” Kata Baltasar.
Mereka adalah 4 orang Bijaksana dari negeri Persia. Mereka kemudian akan dikenal dan disebut dengan orang-orang Majus.
Keesokan harinya merekapun telah bersiap-siap untuk berangkat pergi dengan sebuah rombongan yang kecil.
“Mana Abigail…? Apakah ia tidak ingin ikut bersama kita?” Kata Baltasar pada Kaspar dan Melkior.
“Ia bilang ia mungkin tidak mampu untuk mengikuti perjalanan ini, Jadi ia memutuskan untuk tidak pergi.”, Jawab Kaspar.
“Sayang sekali….. hal ini mungkin hanya terjadi sekali selama ribuan, jutaan tahun atau hanya semasa penciptaan alam semesta ini. Ia akan melewatkan sesuatu yang sangat besar. Tapi tak apalah kita tak dapat memaksanya, mari kita berangkat.” Kata Baltasar pada mereka.
Maka berangkatlah rombongan itu menuju ke timur dimana mereka melihat bintang itu akan bersinar terang. (Majus)